ANTROPOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan
secara etimologi berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitkan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari
kata latin colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan atau dapat
pula diartikan sebagai mengolah tanah atu bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahsa
indonesia.
Budaya merupakan suatu
cara hidup yag berkembang oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya yang ada ini terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyal aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
1.2 Tujuan
Umum
Memahami tentang manusia dan kebudayaan
1.3 Tujuan
Khusus
1
memahami tentang.Manusia Sebagai Makhluk Budaya
2. memahami tentang.Pengertian Kebudayaan
3. memahami tentang.Wujud Kebudayaan
4. memahami tentang. Unsur-Unsur Kebudayaan
5. memahami tentang. Sifat Dan Hakekat Kebudayaan
6. memahami
tentang.Ciri-Ciri Kebudayaan
7. memahami tentang.
Hubungan Manusia, Masyarakat Dan Budaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Manusia pada dasarnya hidup sebagai
makhluk budaya yang memiliki akal, budi dan daya untuk dapat embuahkan suatu
gagasan dan hasil karya yang berupa seni, moral, hukum, kepercaaan yang terus
dilakukan dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan atau adat istiadat yang
kemudian diakumulasikan dan ditransmisikan secara sosial atau kemasyarakatan.
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia
sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia
dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi.Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan
etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan
tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus
mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk
Tuhan.
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi
kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang
ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan
melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang
budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih
dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat
perbedaan yang bersifat prinsip.
Berbeda dengan binatang, tingkah laku
manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk
belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia
terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja
dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh
berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia
mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Kebudayaan
yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai
mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang
terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur
dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa
kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari
suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu
bangsa.
2.2 PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk
berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika,
“keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah
yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas
seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Menurut
Koentjoroningrat pengertian kebudayaan adalah "keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar".
Jadi menurut pernyataan diatas dapat
disimpulkan Kebudayaan adalah suatu kebiasaan dan perilaku yang secara turun
menurun yang menjadikan adat istiadat pada masyarakat.
2.3 WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut
J.J Hoegniman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1.
Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak (tidak dapat diraba atau disentuh). Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam kerangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas mausia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara
wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang
lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas), dan karya (artefak) manusia.
2.4 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan
antara satu budaya dengan budaya lain , disebabkan karena dalam masyarakat
terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk
satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang membentuk suatu kebudayaan.
1.
Melville
J. Herskovits, unsure-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut :
a.
alat-alat
teknologi
b.
system
ekonomi;
c.
keluarga;
d.
kekuasaan
politik
2.
Bronislaw
Malinowski, menyebutkan unsure-unsur kebudayaan, sebagai berikut :
a.
system
norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat
agar menguasai alam sekelilingnya;
b.
organisasi
ekonomi;
c.
alat-alat
dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan, perlu
diingat bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama;
d.
organisasi
kekuatan
3.
C.
Kluckhohn, berpendapat bahwa terdapat tujuh unsure kebudayaan yang bersifat
universal (cultural universal), artinya ketujuh unsure ini dapat ditemukan pada
semua kebudayaan bangsa di dunia, yaitu:
a.
system
religi
b.
system
pengetahuan
c.
system
matapencaharian hidup
d.
system
peralatan hidup atau teknologi
e.
organisasi
kemasyarakatan
f.
bahasa
g.
kesenian
Tiap-tiap unsur kebudayaan itu dapat
diperinci menjadi unsur-unsurnya yang lebih kecil hingga beberapa kali. Dengan
metode Raplh Linton pemerincian dapat dilakukan hingga empat kali. Karena
serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan, setiap unsur kebudayaan universal
itu juga mempunyai tiga wujud, yaitu wujud sistem budaya, wujud sistem sosial,
dan wujud kebudayaan fisik sehingga
pemerincian dari ketujuh unsur tersebut masing-masing harus juga dilakukan
mengenai ketiga wujud tersebut.Wujud system budaya dari unsur kebudayaan
universal berupa adat dan pada tahap pertamanya adat dapat diperinci lagi
menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya dapat diperinci lagi menjadi
menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya dapat
diperinci dalam gagasan.
2.5 SIFAT DAN HAKEKAT
KEBUDAYAAN
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang
dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Sifat
dan hakikat kebudayaan merupakan ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang
masing-masing masyarakat memiliki sifat kebudayaan yang berbeda. Misalnya di
masyarakat barat makan sambil berjalan merupakan suatu hal yang biasa. Namun
berbeda dengan masyarakat timur, hal tersebut merupakan perilaku yang melanggar
etika.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Walaupun
setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan yang lainya,
namun setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua
kebudayaan dimanapun juga.sebelum berlanjut ada baiknya jika kita memahami
pengertian kebudayaan dan pentingnya kebudayaan itu sendiri Soerjono Soekanto
(Setiawan, 2013 : 114) mengutarakan sifat hakikat kebudayaan itu adalah sebagai
berikut.
1. 1.Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. .Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. 3.Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4.
4.Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan yang diterima atau ditolak, yang
dilarang dan yang diijinkan.
2.6 CIRI-CIRI KEBUDAYAAN
Setiap
kebudayaan memiliki ciri khas tersendiri yang bisa dilihat dari hal berikut:
1)
Bersifat dinamik.
i.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan. Dinamis bisa terjadi karena
ada perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang menerima unsur baru dari
kebudayaan luar sehingga melahirkan persilangan kebudayaan yang baru.
2) Menerima
dan menolak unsur tertentu.
1). Penerimaan unsur baru dalam kebudayaan berlaku jika
suatu kelompok masyarakat bersedia untuk memasukan hal-hal baru yang dianggap
tidak mencoreng nilai atau norma dari kebudayaan yang sudah ada. Bahkan bisa
dianggap memberi pandangan atau nilai lebih bagi kebudayaan mereka yang
terutama sesuai dengan pandangan spriritual mereka. Penolakan terjadi jika
dianggap akan menodai asas kebudayaan yang sudah diwarisi secara turun temurun.
Seperti contoh kebudayaan badui dalam yang tidak memperboleh adanya alat
elektronik, internet bahkan pasta gigi untuk membersihkan gigi. Semua itu
dipertimbangkan akan merusak alam dan keaslian budaya lokal.
3) Warisan.
a. Kebudayaan
diwarisi melalui adat istidat setempat yang tidak boleh putus dari tetua ke
generasi muda. Bisa kita lihat perwujudan warisan yang paling sederhana adalah
tata cara perkawinan adat masing-masing daerah.
4) Proses berkelanjutan atau berkesinambungan.
a. Merupakan
proses yang melahirkan kebudayaan baru melalui perubahan atas dasar kreatifitas
pola hidup masyarakat yang mulai bergeser akibat perubahan zaman.
5) Budaya
memiliki sifat selektif
a.
artinya mempresentasikan pola hidup
manusia atau pola-pola perilaku manusia dalam pengalaman yang bersifat
terbatas.
2.7 HUBUNGAN MANUSIA,MASYARAKAT,
DAN BUDAYA
Betapa pentingnya kebudayaan bagi
kehidupan manusia dikemukakan oleh dua orang antropolog, yaitu Melville J.
Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian
cultural determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat
dimasyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut.
Dalam
hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, kebudayaan ketiganya saling
berhubungan satu sama lain. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang
saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc lver pakar sosiologi politik pernah
mengatakan:” manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring-jaring yang
dirajutnya sendiri “. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc lver ingin
mengatakan behwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat
tetapi pada giliranya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa
manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan
bukan hanya merupakan kekuatan dari luar
diri menusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu. Dengan
demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan prilaku manusia
dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah
nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah
(nilai moral), baik atau buruk (nilai etika), serta indah atau jelek (nilai
estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian
tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu-rambu yang mengatur perilaku
manusia didalam masyarakat. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa
sebagai mahluk individu manusia merupakan satu kesatuan biologis yang perlu
hidup berkawan. Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan
kebudayaan yang menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diperlukan
dalam kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat
yang digunakan oleh manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau
memenuhi kebutuhana hidupnya.
Jelas
sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar ( basic) dari suatu
masyarakat, sehingga sampai sekarang sebagian sosiolog dan antropolog masih
menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola prilaku manusia
dalam masyarakat ditentukan oleh keudayaanya. Lawrence harrison dalam bukunya
“culture matters “ menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi
kemajuan maupun kemunduran manusia ( Harrison, 2000). Samuel huntington memberi
contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan korea selatan memiliki kondisi ekonomi
yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian korea telah menjadi negara
maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat di GNP
perkapitanya hanya seperlimabelas korea selatan. Ini disebabkan karena bangsa
korea (selatan) memiliki nilai - nilai
budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini
tidak dimiliki masyarakat Ghana.
Secara
umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan,
ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah
bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku.
Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, maka pada
dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa pendukungnya untuk
mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu. Dalam konteks
Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu penting bagi kemampuan suatu negara
untuk makmur, oleh karena itu budaya membentuk pemikiran orang – orang mengenai
resiko, penghargaan dan kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada
dasarnya merupakan proses aktivitas yang bersifat continue dan terencana yang
ditujukan untuk merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi
kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu ke waktu.
terlihat bahwa terdapat hubungan
timbal balik antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi
kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara masalah
manusia dengan kebudayaannya, demikian pula jika berbicara masalah kebudayaan
persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu manusia
yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain.
Jika diteliti lebih mendalam, yang
memegang peranan penting dalam ketiga unsure tersebut adalah manusianya.
Sebagaimana dikemukakan Clinton (dalam syafri Hamid, 1995:96) bahwa :
“… the individual is a living organism capable of i
ndependent thought feeling and action, but with his independence limited all
his responses profoundly modified by contact with the society and culture in
which he develops”.
Manusia
sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang
lain dalam pemikiran, perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan
ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh karena semua
kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan dan didalam hubungan itu individu bertambah maju.
Hubungan yang menunjukan keeratan
antara individu , masyarakat dan kebudayaan , adalah masyarakat adalah
sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai
kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah
pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian tersebut hanayalah secara teoritis
dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya sukar untuk
dipisah-pisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana diikuti Soerjono
Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-orang
yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan.
Kerangka pemikiran Triangulasi
menunjukkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Manusia pada dasarnya hidup sebagai makhluk budaya
yang memiliki akal, budi dan daya untuk dapat membuahkan suatu gagasan dan
hasil karya yang berupa seni, moral, hukum, kepercayaan yang terus dilakukan
dan pada akhirnya membentuk suatu kebiasaan. kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Menurut J.J Hoegniman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.adapun unsur-unsur kebudayaan yaitu alat-alat teknologi,system ekonomi,keluarga,kekuasaan politik,
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan yang
lainya, namun setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua
kebudayaan dimanapun juga.sebelum berlanjut.Setiap kebudayaan memiliki ciri
khas tersendiri: Bersifat dinamik.Menerima dan menolak unsur tertentu.
Warisan..Proses berkelanjutan atau berkesinambunganBudaya memiliki sifat selektif masyarakat adalah sekumpulan
individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan
sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya
3.2
SARAN
Kita sebagai manusia yang berbudaya
harus dapat berperilaku sesuai norma atau aturan yang menjadi kebudayaan yang
telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Kita juga wajib menghormati kebudayaan
dengan selalu menjaga dan memelihara kebudayaan tersebut.
Sebagai manusia yang tidak ingin
tertinggal oleh zaman tentu kita selalu mengikuti kemajuan teknologi namun kita
sebagai manusia yang mempunyai budaya juga harus mampu menyaring setiapdampak
positif dan negative dari masuknya kebudayaan asing sehingga kita bisa menjaga
kebudayaan asli kita
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2006). Konstruksi Dan Reproduksi
Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Koentjaningrat. (2009). Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta: Pt. Rineka Cipta.
Koetnjaningrat. (2003). Pengantar Antropologi.
Jakarta: Pt. Rineka Cipta.
Prabowo, H. (2000).
Pengantar Antropologi. Jakarta.
Saebani, B. A. (2012). Pengantar Antropologi.
Bandung: Cv. Pustaka Setia.
Suryawati, M. K. (2001). Sosiologi 3.
Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
GLOSARIUM
·
Abstrak
= tidak berwujud, tidak berbentuk
·
Analisis
= penyelidikan suatu peristiwa
·
Basic
= dasar, utama
·
Continue
= berlanjut
·
Dinamik
= pergerakan
·
Hakikat
= intisari atau dasar
·
Koheren
= berhubungan, bersangkutpaut
·
Komplek
= lengkap, kesatuan
·
Konkret = nyata benar benar ada
·
Konteks
= situasi yang ada hubungannya dengan kejadian
·
Modifiasi
= perubahan
·
Polarisasi
= proses, perbuatan
·
Sosiolog
= orang yang ahli dalam ilmu kemasyarakatan
·
Teoritis
= berdasar pada teori
·
Universal
= menyeluruh
link download :
Komentar
Posting Komentar